Mendapat cinta Allah

1 Comment
Banyak yang bertanya: "gimana sih kita dapat cinta dari Allah?"



Allah SWT telah memberikan panduan didalam Al-Qur'an tentang bagaimana kita dicintai-Nya, contohnya terdapat dalam Surat Ali 'Imran Ayat 31 :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". ( Ali 'Imran Ayat 31)
 
Sedikit kiat agar kita mendapat cinta dari Allah SWT :
  1. Banyak menyebut nama Allah (dzikrullah).  Dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan menyebut dan memuji nama-Nya. Orang beriman yang senantiasa mengingat Allah SWT akan merasa tenang dan tentram, karena Allah selalu ada dalam hati dan pikirannya.
  2. Menghambakan diri kepada Allah SWT. Man ahabba syaian fahuwa 'abduh (barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan menghambakan diri kepadanya). Tiap waktu kita selalu diberi nikmat oleh Allah SWT. Janji Allah dalam Al-Qur'an ialah "barangsiapa yang bersyukur atas nikmat-Ku, akan Ku-tambah dan jika kufur/ingkar, maka seseungguhnya azab-Ku sangat pedih."
  3. Rela mengorbankan waktunya demi Allah SWT. Surat Ali 'Imran Ayat 14 "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini........ itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).". Jangan sampai waktu kita malah dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat karena tempat kembali  yang baik sesungguhnya adalah disisi Allah SWT (surga)
  4.  Mengikuti jejak Rasulullah Saw. Dalam hal ibadahnya, akhlaknya, kehidupan kesehariannya di keluarga dan seterusnya.
Doa kita hanya kepada Allah, tawakkal kita hanya kepada Allah, harap kita kepada Allah, cinta dan benci kita karena Allah, dan semua ibadah hanya kepada Allah. Allah berfirman (yang artinya), “katakanlah: sesungguhnya shalat, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabbul ‘alamin” (QS. Al An’am: 162).

Islam Asing ??

Add Comment

Bagaimana bisa islam menjadi asing?




Islam dimulai dalam keadan asing sebagaimana keadaan di Mekkah dan di Madinah ketika awal-awal hijrah. Islam tidak diketahui dan tidak ada yang mengamalkan kecuali sedikit orang saja. Kemudian ia mulai tersebar dan orang-orang masuk (Islam) dengan jumlah yang banyak dan dominan di atas agama-agama yang lain.


Dan Islam akan kembali asing di akhir zaman, sebagaimana awal kemunculannya. Ia tidak dikenal dengan baik kecuali oleh sedikit orang dan tidak diterapkan sesuai dengan yang disyariatkan kecuali sedikit dari manusia dan mereka asing.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 


 بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing.” (HR Muslim).


Makna Asing

definisi asing disini bermakna seorang muslim yang melaksanakan syariat Islam dengan benar ketika masyarakat melupakannya. Ketika ia melaksanakannya, masyarakat di sekitarnya mengingkarinya bahkan menentangnya


Makna Thuuba

Sedang thuuba secara umum yaitu seorang muslim yang teguh di atas agamanya, berpegang pada tuntunan Nabinya disaat manusia lain sudah melupakan tuntunan tersebut, walaupun ia dicela, dihina, diasingkan karena melaksanakan agama Allah, maka Allah akan menyiapkan baginya kebaikan yang sangat banyak.


Keterasingan muslim saat ini sudah jauh dari agamanya  yang membolehkan perkara yang sudah jelas-jelas dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya dan melarang perkara yang Allah dan Rasul-Nya perbolehkan.


Semoga kita tetap berada di jalan yang lurus, yang sesuai Al Qur’an dan Sunnah, walau semua orang berkata kita gila, aneh, teroris, fundamentalis, dan sebagainya. 
Karena penilaian terbaik hanya dari Allah semata.

Punya ilmu untuk diamalkan (bukan untuk dipendam)

Add Comment
Tema ini kami angkat sebagai intropeksi terhadap diri kami pribadi, betapa banyak ilmu yang sudah kami ketahui akan tetapi tidak pernah/jarang kami amalkan. Entah, tidak tahu apa yang membuat kami terkadang semangat menuntut ilmu apakah pujian manusia atau keikhlasan mencari wajah Allah, pujian manusia yang terkadang membuat kita tertipu:

masyaAllah ilmu usatdz memberikan pencerahan”
“luar biasa tulisannya ustadz”
“ilmunya luas dan cerdas”
“ustadznya rajin baca dan semangat